~/blog
~/blog$ render faiz.blog.mulutmu-harimau-kerempengmu

Mulutmu harimau kerempengmu

Thursday, 31 July 2014 16:45:26 WIB | tags: thought | 778 hits | 0 comment(s)

Emang, emang judulnya basi banget.

Urg berani jamin, nggak ada satupun tweet kang @ridwankamil yang kelewat urg baca (sebagian besar pasti udah lupa isinya apa). Semua itu bukan cuma sekedar iseng atau emang fans gajelas. Tujuan urg sih cuma satu, pengen tau apa aja yang sudah, sedang, dan bakal dilakuin Pemerintah Kota Bandung era Kang Emil. Emang nggak semua ada disitu sih, kadang urg juga baca detikcom cuma di kanal Jawa Barat aja buat ngikutin berita lokal.

Urg perhatiin, banyak banget yang keterlaluan nggak ada sopan santunnya buat bicara sama orang nomor 1 di Bandung. Gak sedikit yang pakai goblog dll. Padahal pertanyaannya kadang nggak harus dijawab sama walikota (aka gapenting) kaya "Kenapa jalan di Ciwidey bolong bolong?" atau "Pak di stasiun Cimahi banyak angkot ngetem bikin macet." (FYI, Walikota Bandung ya cuma mimpin Kota Bandung, Ciwidey kan Kab. Bandung, Cimahi ya jelas Kota Cimahi). Segitu masih mending sih kadang-kadang banyak juga yang cuma karena udah nanya berapa kali tapi nggak dijawab. Yaelah. Ada pejabat publik yang mau berinteraksi di twitter aja harusnya kita udah bersyukur banget. Jarang banget ada yang punya beberapa akun media sosial kaya beliau. Apalagi yang aktif pakainya, bisa dihitung jari lah.

Balik lagi ke topik utama, kadang ikut nasteung juga sih ngeliat yang gituan. Nggak ngerti isinya tapi banyak bacot. Lebih-lebih pas masuk jaman Pilpres (Alhamdulillah, sekarang udah agak adem), makin bannyak orang-orang tipe gituan. Ada yang bilang salah satu capres pembunuh aktivis padahal belum tentu dia tau siapa aja aktivis yang diculik. Ada yang bilang capres boneka padahal gatau ada bakal calon capres gajadi yang suka meluk boneka siapa dalangnya.

Bahkan yang lebih parah, ada yang bilang Indonesia bakal hancur (walaupun wakilnya pernah bilang gini, tapi 2 tahun itu waktu yang cukup lama. Orang bisa berubah ke arah yang lebih baik dalam waktu yang lebih dikit dari itu) lah setelah salah satu calon ditetapkan menang oleh KPU. Walaupun urg masuk golongan orang yang mendukung pasangan calon yang ditetapkan kalah oleh KPU, tapi nggak masalah selama pemenang ngejalanin amanat dengan benar. Yang penting kawal terus dari sekarang, selama menjabat sampai beres menjabat. Kalau hasilnya bagus jelas apresiasi, kalau ada yang melenceng boleh dimintai pertanggungjawaban dan kasih kritik.

Mungkin beberapa orang memilih dan mendukung salah satu calon cuma masalah suka dan nggak suka. Bukan karena emang pengen Indonesia yang lebih baik, sekali lagi, bukan pengen Indonesia yang lebih baik. Jangan dibutakan sama suka dan nggak suka. Nggak harus yang favorit yang selalu menang. Kalau diistilahin sama universitas, kalau kita nggak masuk universitas favorit tujuan kita, belum tentu masa depan kita hancur. Mau kita kuliah di universitas favorit atau nggak, kita nggak tau masa depan bakal hancur atau sukses. Nggak cuma satu faktor universitas aja penentunya. Tergantung gimana kita jalanin kedepannya.
Nah, kalau emang pengen Indonesia jadi lebih baik, nggak harus presidennya ini atau itu. Nggak harus presidennya sesuai keinginan kita aja, tapi gimana kita juga sebagai warga negara punya andil, ya tergantung gimana ngejalanin kedepannya. Kalau ada program program yang baik ya kita dukung aja. Kalaupun nggak bisa ngebantu, jangan sampai jadi deh masalah.

Setelah banyak lihat pertanyaan dan pernyataan nggak jelas yang ditujukan ke Kang Emil dan pernyataan-pernyataan tidak berbobot selama masa pilpres urg baru kepikiran. Ternyata jadi walikota harus ekstra sabar Ternyata masih banyak orang-orang Indonesia (urg cuma merhatiin orang Indonesia) (masih banyak, bukan semuanya) yang kadang komentar tanpa tahu apa yang dia komentari. Kritik, tapi tidak berbobot. Kritik cuma melampiaskan amarah, bukan ingin apa yang di-kritik-i menjadi lebih baik. Persis kaya harimau kerempeng, kedengerannya buas dan kejam, tapi nggak mampu ngapa-ngapain.Tapi dari fenomena ini sendiri urg jadi terinspirasi sesuatu, gimana kalau yang dikritik coba jadi orang yang dia kritik, buat ini tunggu ulasan game baru yang diangkat dari ide ini secepatnya. Hehe.

Comments

Be the first to comment!

Give Comments









* required fields

Sending comment...

~/blog$ shortcuts: > Notes and > Faiz?