~/tag
~/blog$ render faiz.blog.downhill-sixmax-jilid-1

Downhill Sixmax Jilid 1

Monday, 13 December 2010 11:52:22 WIB | tags: memory, travel | 738 hits | 0 comment(s)

Sebetulnya udah lama sih, seminggu yang lalu. Tepat delapan hari yang lalu seperti biasanya saya naik sepeda ke CFD, tapi dari situ langsung dilanjutin ke rumahnya Komeng. Disana ternyata udah nunggu CBM sama Ijal tapi komengnya nggak ada dan yang jelas tuan rumah, Komeng. Kita langsung berangkat, eh nggak deng kita ke tambal ban dulu, soalnya waktu di pompa, ban sepedanya si komeng malah jadi kempes. Akhirnya kita berangkat, nggak tau jam berapa yang penting caw aja. Udah lumayan jauh, mulai masuk daerah punclut yang nanjak-nanjak nggak kira-kira, kami istirahat dulu di sebuah warung remang-remang. Sambil istirahat boleh lah foto-fotoanTapi apa yang terjadi? Ban sepedanya komeng kempes lagi sodara-sodara. Jadi akhirnya kita nanya ke penjaga warung, dan katanya ada tambal ban di depan sedikit. Akhirnya kita lanjutin lagi perjalanan ini terasa sangat menyedihkan kami, sepedanya dituntun, nggak dinaikin. Kasian komeng kalau ketinggalan siapa yang mau tanggung jawab!? Akhirnya kita sampe di tukang tambal ban, taunya tutup. Akhirnya kita maju lagi nyari tukang tambal ban lainnya. Dan ketemu. Suasana di tempat tambal ban Setelah semuanya mantap, kita lanjutin lagi perjalanan. Ada satu warung, kami nanya ke orang yang di dalem warung itu

"Pak, kalau jalan pintas ke dago kesini?" Iya nanti lurus aja jangan kebawah, jawabnya

Saya sempet merinding juga liat jalannya, terlalu ekstrim. Tapi akhirnya saya jalan, walau jalan sangat curam, hajar aja. Jalan batu, hajar. Maju terus sampai udah agak datar tapi tetep aja maju sendiri sepedanya walau nggak digoes. Saya berenti dulu buat foto-foto, petualangan ekstrim gini masa nggak di dokumentasiin. [caption id="" align="aligncenter" width="493" caption="(foto yang ini saya ambil sambil naik sepeda)"](foto yang ini saya ambil sambil naik sepeda)[/caption] Akhirnya kami lanjutin lagi sesepedahannya, dan saya nekat sambil megang kamera buat ngerekam video tapi males uploadnya nanti kapan-kapan kayaknya saya upload. Kameranya hampir jatoh berapa kali, dan yang lebih hebat lagi saya juga hampir jatoh ke jurang berapa kali. Saya kehilangan jejak teman-teman. Mereka udah maju duluan waktu saya masih nyetting kamera, akhirnya saya kebut sepeda, kamera digantung di stang. Ternyata keluar-keluar di jalan yang mulus, istirahat bentar terus langsung caw lagi. Langsung saya kebut sepeda di jalan mulus itu, saking ngebutnya, helm saya sampe lepas walaupun udah diiket, dan akhirnya nyekek saya. Saya berenti sebentar ngebetulin helm. Waktu masih melaju kencang bagai angin pake sepeda itu, saya nggak bisa denger sauara apa-apa, kecuali suara angin saking ngebutnya. Setelah maju agak jauh, ternyata jalan ini nembus ke jalan ke Curug Dago, si CB sama Komeng menghilang karena balapan sama bus, saya yang udah ngebut gini aja kehilangan jejak. Goes goes goes, si cb ngesms ke hp nyuruh langsung ke rumah komeng. Saya lewat jalan Siliwangi dan sempat motoin lokasi longsor. [caption id="" align="aligncenter" width="487" caption="Lokasi Longsor Jalan Siliwangi"]Lokasi Longsor Jalan Siliwangi[/caption] Setelah cukup foto-fotoannya, saya langsung lanjutin perjalanan ke rumah komeng. Dan akhirnya sampe. Di sana saya istirahat dan, walaupun saya sudah berpuluh-puluh kali kesana tapi baru nyadar ada foto si komeng yang mukanya uchuld banget. Sekian Downhill Sixmax Jilid 1, tapi masih ada yang mau saya ceritain. Tanggal 2 Desember, saya hampir mati. Iya, hampir mati hahahaha. Kan saya ke sekolah naik sepeda, pas di deket IBCC, ada bus damri berenti. Naikin penumpang. Akhirnyas saya ke kanan, mau nyalip tuh bus. Tapi sebelum saya sampai ke ujung bus, ternyata bus itu maju, ke arah kanan dan menyerempet saya yang lagi dalam kecepatan lumayan tinggi. Saya jatoh di depan bannya dan langsung loncat sambil nari sepeda. Walhasil celana saya sobek dan sepeda saya lecet-lecet dikit. Tapi alhamdulillah saya cuma lecet. [caption id="" align="aligncenter" width="700" caption="Lokasi kecelakaan"]Lokasi kecelakaan[/caption]

~/blog$ render faiz.blog.petualangan-ekstrim-yang-tak-terduga

Petualangan Ekstrim yang tak terduga

Thursday, 11 November 2010 12:33:35 WIB | tags: memory, travel | 1.111 hits | 0 comment(s)

Awalnya Komeng ngajak CBM ke Car Free Day naik sepeda, dan saya ikut pakai sepeda keramat yang udah 4 tahun nggak dipake. Tapi ternyata sepeda keramat ini ngerepotin juga, di sampai-sampai bocor dua kali di tengah jalan, tapi akhirnya jalan ke tambal ban dan sampai juga di CFD. Disana, ternyata mereka udah tracking dan mereka lagi di Gerbang Sabuga. Sayapun menyusul kesana, ternyata ada Micu juga disana dan kami langsung tracking lagi, nurunin jalan Siliwangi naik sepeda. Cepet visundht sampai-sampai saya jadi takut. Kami istirahat di warung neneknya komeng dan nggak tau siapa, tiba-tiba ada yang ngusulin pergi ke Watervang. Akhirnya kami nyimpen sepeda di rumahnya komeng di Ciumbuleuit dan langsung jalan ke Watervang.

Jalan ke Watervang itu pinggir kanan sungai, kiri sungai juga. Saya berapa kali hampir diceburin ke sungai gara-gara banyak omong. Tapi kita lanjut dan akhirnya sampai juga di Watervang. Disana istirahat bentar sambil foto-foto, terus langsung menjelajah cari jalan ke Dago Pakar, ngelewatin sungai dan kampung-kampung. [caption id="" align="aligncenter" width="443" caption="Tulisan Watervang"]Tulisan Watervang[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="440" caption="Watervang"]Watervang[/caption] Disana ada rumah serem mirip rumahnya teroris, ada fotonya nih dibawah. [caption id="" align="aligncenter" width="438" caption="Rumah Serem, mirip rumah teroris"]Rumah Serem, mirip rumah teroris[/caption] Kita lanjut lagi dan sempat bingung nentuin arah tapi kita tanya-tanya ke penduduk sekitar dan akhirnya kita lanjutin lagi perjalanan. [caption id="" align="aligncenter" width="408" caption="Pemandangan"]Pemandangan[/caption] Banyak hal-hal unik yang kita jumpain di sepanjang perjalanan ekstrim ini, misalnya pemandangan yang nggak kayak di Bandung, Sekolah Alam, ada juga PLTA, tapi yang lebih unik lagi itu semacam air terjun gitu yang kalau nggak salah namanya Curug Dago yang ada prasastinya disana. [caption id="" align="aligncenter" width="396" caption="PLTA"]PLTA[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="405" caption="Sekolah Alam"]Sekolah Alam[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="328" caption="Curug Dago"]Curug Dago[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="334" caption="Sixmax @ Curug Dago"]Sixmax @ Curug Dago[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="386" caption="Orang Ganteng @ Curug Dago :p"]Orang Ganteng @ Curug Dago :p[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="382" caption="Prasasti, tapi nggak jelas"]Prasasti, tapi nggak jelas[/caption] Dan akhirnya setelah melanjutkan perjalanan dari Curug Dago, tujuan utama perjalanan kami yang sudah berjam-jam ini tercapai juga. Tapi sebelum ke loketnya kami mampir dulu ke tangga seribu, setelah itu baru ke loket dan harga tiketnya 8000. Kami istirahat bentar di warung di sana dan langsung ke Goa Jepang, dengerin sejarahnya, terus langsung ke Goa Belanda tapi sebelum sampai Goa Belanda kami beli Lahang dulu. Lahang itu minuman manis kayak gula yang biasanya disimpen di dalem bambu. Setelah minum Lahang, kami ke Goa Belanda dan langsung beli jagung bakar sambil istirahat. Sudah lebih dari jam 12 saat itu. [caption id="" align="aligncenter" width="387" caption="Tangga Seribu, ketutup pipa besar"]Tangga Seribu, ketutup pipa besar[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="396" caption="Plang Goa Jepang"]Plang Goa Jepang[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="422" caption="Pemandangan di Dago Pakar"]Pemandangan di Dago Pakar[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="402" caption="Papan Informasi Goa Belanda"]Papan Informasi Goa Belanda[/caption] Setelah itu kami melanjutkan ke rumah Abay, disana dikasih Mie Kuah yang dikasih cengek yang banyak tapi nggak kerasa pedes. Oh iya, yang bertindak sebagai fotografer di petualangan kali ini Micu, nih kebagian sekalo foto di Curug Dago, dibawah ini fotonya. [caption id="" align="aligncenter" width="407" caption="Micu, sang fotografer"]Micu, sang fotografer[/caption]

~/blog$ render faiz.blog.ekspedisi-:-dari-s-ke-s

Ekspedisi : Dari S ke S

Monday, 18 October 2010 11:54:13 WIB | tags: memory, travel | 1.024 hits | 0 comment(s)

Senin, 18 Oktober 2010 4 orang yang goblok nekat atau biasa disingkat gonek oleh presiden SBY penulis, berekspedisi ke daerah Alun-alun Bandung dengan tujuan utamanya gedung Swarha yang katanya angker.

Tetapi karena hal yang tidak diharapkan yaitu anggota klub sepakbola ekspedisi kami dengan anggota empat orang yaitu penulis ganteng ini, Brilliant Fajar, Raden Alfysa, dan Mario Rizky tidak memungkinkan untuk memasuki gedung itu. Kata orang yang jaga disananya minimal harus berkelompok lah, dan yang terakhir dating kesana itu sekitar 80 orang. Karena itu akhirnya kamipun berfoto-foto ria di taman Masjid Agung Jawa Barat, dilanjutkan ke gedung Palaguna yang nggak kalah angkernya sama Swarha (sebetulnya kalah jauh sih tapi tetep aja bikin bulu kuduk berdiri).

Masuk pintu utama Palaguna, disana ada tangga naik ke lantai dua tapi ternyata jalannya di /boden (baca:perboden) alias ditutup untuk umum. Ditutup pake tali tambang. Kami tidak patah semangat dan langsung berkeliling mencari tangga alternatif untuk naik ke lantai atas. Ternyata hanya ada satu tangga di gedung itu. Kami pun NEKAD melewati tali tambang itu. Di sana ternyata suasananya lembab banget dan gelap, kotor juga. Ada tangga lagi kami naik lagi dan tangga diatas pun ternyata ditutup lagi. Tadinya mau lewat lagi tapi selain penutup jalan yang besar, nyali kamipun sudah ciut. Semua anggota kelompok sudah membaca surat Yasiin. Akhirnya kamipun turun lagi dan berjalan ke Asia Afrika untuk berfoto-foto. Setelah puas berfoto-foto kami melanjutkan perjalanan ke tempat yang jauh lebih seram dan menegangkan dari Gedung Swarha dan Palaguna, apaan? Sekolah! Lah kok sekolah? Kan sekarang lagi bagi rapot yang berisi nilai pas-pasan… Tampak gedung Swarha dari Sebrang

Sebetulnya penyebab kita pergi ke sini tuh karena Spongebob. Tadi lagi pada ngomongin Spongebob tapi entah mengapa tiba-tiba topiknya beralih ke dunia per-tempat angkeran di Bandung. Dan tujuan utamanya tuh gedung Swarha, jadi dari Spongebob ke Swarha. Atau “Dari S ke S”. Jadi Ekspedisi ini bisa disebut Ekspedisi S ke S (ESS) atau juga Ekspedisi Asia Afrika (EAA). Insya Allah Selasa besok hari kita bakal kesana lagi menyelesaikan misi yang belum tercapai, siapa yang mau ikut? Minimal 20 orang!

Galeri Foto :


Page 2 of 2

~/blog$ shortcuts: > Notes and > Faiz?